PBD (Pintar Bersama Daihatsu) “Penguatan Soft Skill bagi Tenaga Pendidik dan non Kependidikan dalam Rangka Persiapan Assesment PBD Program Keahlian Kendaraan Ringan Teknik Otomotif”


Kegiatan Pintar Bersama Daihatsu “penguatan soft dan hard skill dalam rangka persiapan assesment PBD program keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMK Ganesha Tama Boyolali”. Kegiatan ini Mendatangkan ketua PBD Koordinasi wilayah Jawa Tengah Bapak Drs. H. Akhmad Nadlib.

Dalam rangka penguatan soft skill Pintar Bersama Daihatsu sekolah mengarah pada life skill, peserta didik itu lulus punya skill kecakapan untuk menghidupi dirinya sendiri, dengan ini perlu penguatan skill untuk pembetukan kualitas karakter peserta didik dalam penerapan kolaboratif learning.
Tidak lain budaya industri juga harus menjadi hal yang harus di tanamkan pada anak seperti contoh:
5R

  1. Ringkas
  2. Resik
  3. Rapi
  4. Rawat
  5. Rajin

Menerapkan 5R ini merupakan salah satu bentuk budaya yang harus diterapkan agar menjadi lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Sebagai contoh 5R di bengkel/Lab Siswa ini juga bisa sebagai dasar implementasi budaya industri untuk membentuk karakter anak yang mandiri, sehat, terampil, dan profesional di lingkungan kerja bengkel/Lab. Hal ini juga akan berpengaruh baik bagi diri sendiri dan terutama bermanfaat juga bagi lingkunganya.

Pada acara inti yaitu pemaparan materi oleh Bapak Drs. H. Akhmad Nadlib. Betapa pentingnya Mata pelajaran umum di SMK ini sebagai kolaborasi learning untuk tahap implementasi pada jurusan “Bidang Teknik”.
Contoh yang cukup umum seperti mata pelajaran agama, agama itu sebenarnya adalah materi implementasi hidup dan harus kita ketahui kontrolnya itu adalah di dunia pendidikan, di rumah, di masyarakat harus terkontrol dengan baik.

Lantas bagaimana kontrol yang tepat di dunia pendidikan?,

yaitu pemahaman diri siswa apakah sudah mau memasukan apa yang di pelajari dalam sekolah itu untuk soft skillnya, bermanfaat di masa depanya, untuk modal bekal di dunia kerjanya, dan bagaimana anak itu menerima atau cukup mengetahui di dalam hati dengan niat sekolah itu untuk apa?.
Menumbuhkan hal seperti itulah suatu hal yang bisa di terapkan bagi pendidik.

Beliau juga meng-explore materi tentang kolaboratif learning: paduan dari mata pelajaran umum sekolah yang nanti bisa di implementasikan pada jurusan, sehingga dapat memunculkan karakter siswa dalam pengaplikasian ilmu yang di pelajari ke dalam teknik pengolahan hard yang ada di dalam soft skillnya di bengkel/Lab produktif nanti. Seperti contoh ketika di bengkel bisa mencerna soal sebelum melakukan (mengerjakan), memikirkan sebelum menerapkan mapel umum dengan baik dan benar hingga dapat menganalisa bentuk suatu tugas praktikum yang di buat untuk mengembangkangkan ilmu tepat guna yang hasilnya bisa di jadikan untuk bahan pertimbangan tema tambahan referensi teaching factory.

  • Serangkaian Foto Kegiatan
  • Tinggalkan sebuah komentar

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *